Gangrene adalah kondisi yang terjadi ketika jaringan tubuh
mati. Kondisi serius ini umumnya berawal dari bagian-bagian tubuh paling ujung
seperti tungkai, jari kaki, atau jari tangan. Meski demikian, gangrene juga
bisa terjadi pada otot serta organ dalam kita.
Terhambatnya sirkulasi darah merupakan penyebab utama pada
gangrene. Aliran darah tidak hanya membawa nutrisi dan oksigen Jika darah tidak
mengalir dengan lancar dan bebas ke seluruh tubuh, sel-sel kita akan mati.
Ditambah dengan infeksi di area tersebut yang tidak ditangani, jaringan
sekitarnya akan ikut mati, mengakibatkan gangrene.
Kondisi tersebut mungkin dipicu oleh berbagai faktor.
Beberapa di antaranya meliputi :
Cedera
parah dan luka operasi.
Infeksi.
Diabetes.
Kadar gula yang tinggi dapat merusak saraf dan pembuluh darah.
Gangguan
pada pembuluh darah, seperti Peripheral Artery Disease/PAD (penumpukan lemak
dalam arteri menghalangi suplai darah ke otot kaki), atau aterosklerosis (penyempitan arteri dan
penyumbatan tumpukan lemak dalam arteri).
Obesitas.
Di samping gangrene, obesitas juga dapat meningkatkan berbagai risiko penyakit
lain.
Merokok.
Fenomena
Raynaud, yaitu kondisi di mana pembuluh darah yang memasok darah ke kulit
(terutama, pada jari kaki atau jari tangan) memiliki reaksi abnormal
terhadap suhu dingin.
Sistem
kekebalan tubuh yang lemah (misalnya pada pengidap HIV), kekurangan gizi,
kecanduan minuman keras kronis, penggunaan obat-obatan terlarang, serta
kemoterapi. Pada kelompok orang-orang tersebut, infeksi ringan pun bisa
berubah serius dan memicu gangrene.
Gangrene terbagi dalam beberapa kategori berdasarkan
penyebabnya. 4 Kategori utama gangrene adalah sebagai berikut :
Gangrene
kering yang terjadi karena terhambatnya aliran darah ke bagian tubuh
tertentu.
Gangrene
basah yang dipicu oleh cedera dan infeksi bakteri.
Gangrene
gas yang menyerang jaringan otot. Bakteri penyebabnya akan melepaskan gas,
sehingga kulit lama-kelamaan akan membentuk gelembung udara, seperti melepuh.
Gangrene
internal akibat terhambatnya aliran darah ke organ-organ dalam tubuh.
Gangrene memiliki lingkup gejala yang luas, tergantung dari
penyebabnya. Secara umum, gejala-gejala gangrene dapat meliputi :
Awalnya
tampak tanda infeksi merah dan bengkak.
Pada
gangrene internal, bagian yang terserang terasa sangat sakit atau kebas
(kehilangan sensasi sentuhan sama sekali).
Muncul
luka atau lepuhan yang berdarah atau disertai nanah yang berbau busuk.
Kulit
pada area yang terkena tampak keriput dan kering, serta berbatas jelas
dengan area kulit yang sehat.
Perubahan
warna kulit, misalnya pucat, merah, ungu, atau bahkan hitam.
Demam.
Gangrene termasuk kondisi serius yang membutuhkan penanganan
darurat. Segera ke rumah sakit jika Anda mengalami gejala-gejala di atas. Pengidap gangrene juga berpotensi tinggi untuk mengalami
syok sepsis akibat masuknya bakteri ke aliran darah. Kondisi ini akan memicu
tekanan darah yang turun secara drastis dan mengancam jiwa.
Pada tahap awal pemeriksaan, dokter akan mengecek kondisi
fisik dan luka pasien, serta menanyakan riwayat kesehatan pasien dan keluarga.
Untuk memastikan diagnosis, dokter juga mungkin menganjurkan beberapa
pemeriksaan lebih lanjut seperti :
Tes
darah untuk mengecek apakah terjadi infeksi.
Pengambilan
sampel jaringan, cairan, atau darah dari luka. Jika dibutuhkan, operasi kecil
akan dilakukan untuk mengambil sampel jaringan dari bagian dalam organ tubuh
yang terserang. Langkah ini dilakukan guna mengecek penyebaran gangrene
dalam tubuh.
MRI
atau CT scan.
X-ray.
Jaringan yang sudah mengalami gangrene tidak bisa
disembuhkan lagi. Karena itu, penanganan gangrene sedini mungkin akan
meningkatkan kemungkinan Anda untuk pulih. Langkah-langkah pengobatan gangrene
secara umum meliputi :
1. Operasi.
Langkah ini digunakan untuk mengangkat jaringan mati sehingga penyebaran
gangrene bisa dicegah, sekaligus memungkinkan jaringan yang sehat untuk pulih.
Pencangkokan kulit kemudian akan dilakukan untuk memperbaiki kulit yang
rusak akibat gangrene. Namun, terkadang ada pengidap gangrene yang terpaksa
menjalani amputasi, khususnya pada kondisi gangrene yang parah. Operasi untuk
memperbaiki pembuluh darah agar aliran dan pasokan darah lancar juga mungkin
dilakukan.
2. Menangani
atau mencegah infeksi dengan antibiotik dalam bentuk obat minum atau infus.
3. Terapioksigen hiperbarik, yaitu proses penyembuhan menggunakan ruang atau tabung
beroksigen murni bertekanan kuat. Peningkatan kadar dan tekanan oksigen
akan memungkinkan darah untuk membawa lebih banyak oksigen sehingga
perkembangan bakteri bisa diperlambat.
Gangrene dapat dihindari jika ditangani sebelum kerusakan
jaringan terjadi. Beberapa langkah pencegahan yang bisa kita lakukan adalah :
Mengendalikan
kondisi penyebab gangrene. Contohnya, menjaga kesehatan kaki pada pengidap
diabetes atau aterosklerosis. Periksakan ke dokter jika ada luka, infeksi, atau
perubahan warna kulit pada kaki Anda.
Menerapkan
gaya hidup sehat, misalnya dengan menghindari makanan berlemak untuk
mencegah penumpukan lemak dalam pembuluh darah, menurunkan berat badan hingga
angka ideal, serta rutin berolahraga.
Berhenti
merokok karena merokok dapat memicu penyumbatan pada arteri.
Mencegah
infeksi. Rawat dan jaga luka terbuka agar tetap bersih dan kering hingga
sembuh untuk menghindari infeksi.
Membatasi
konsumsi minuman keras. Batas konsumsi minuman keras yang dianjurkan dalam
sehari adalah 2-2,5 kaleng bir berkadar alkohol 4,7 persen untuk pria,
dan maksimal 2 kaleng bir berkadar alkohol 4,7 persen untuk wanita.
No comments:
Post a Comment